• PERPUSTAKAAN BUNGAS
  • NPP. 6302061E0100001

Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Menggunakan Model  Problem Base Learning (PBL) berbasis TPACK Dengan Media Crossword Puzzle (Teka-Teki silang) pada Materi Pengukuran di SMA Negeri 2 Kotabaru

Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran

Menggunakan Model  Problem Base Learning (PBL) berbasis TPACK

Dengan Media Crossword Puzzle (Teka-Teki silang) pada Materi Pengukuran

di SMA Negeri 2 Kotabaru

Karya: Eka Diniyati Budiman (ediniyatibudiman@gmail.com)

  

BAB I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

 Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu hal yang terus berkembang di era globalisasi ini, sekolah sebagai penghasil Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam proses peningkatan tersebut. Setiap sekolah dituntut untuk terus meningkatkan mutu pendidikan agar lulusannya unggul dan dapat bersaing dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang lain.

Partisipasi aktif siswa sangat berpengaruh pada proses perkembangan berpikir, emosi, dan sosial. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang didalamnya berisi aktivitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang dialami oleh keduanya. Keaktifan belajar siswa merupakan salah satu unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Macam aktifitas siswa dalam proses pembelajaran terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah aktifitas fisik dan yang kedua adalah aktifitas psikis. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan siswa melalui gerakan anggota badan, gerakan membuat sesuatu, bermain maupun bekerja yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Siswa sedang melakukan aktifitas psikis jika daya jiwanya bekerja sebanyak– banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Pentingnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menurut Mulyasa (2002:32), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalik (2002:27), menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Sardiman (2001:47), belajar mengacu pada kegiatan siswa dan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa,bertanya, keberanian siswa, mendengarkan,memecahkan soal (mental activities).

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahanpermasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam upaya peningkatan keaktifan siswa guru dapat berperan dengan merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga pembelajaran menjadi menarik atau memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan saya, peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Kotabaru, khususnya dalam pembelajaran fisika tingkat keaktifannya masih sangat rendah, hal ini ditandai dengan:

  1. Peserta didik masih sangat jarang mengajukan pertanyaan
  2. Peserta didik masih enggan berpartispasi menjawab pertanyaan–pertanyaan yang diajukan guru
  3. Peserta didik malas mengerjakan tugas
  4. Peserta didik pasif dalam diskusi
  5. Peserta didik masih sulit dan enggan untuk mengungkapkan pendapatnya
  6. Peserta didik kurang mampu bekerjasama dalam kelompoknya dan lebih mengandalkan satu atau dua orang yang dianggap pandai untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
  7. Peserta didik tidak ada keiginan atau rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru.
  8. Peserta didik nampak bosan selama proses pembelajaran berlangsung.

Saya berfikir bahwa praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena :

  1. Permasalahan ini merupakan permalasahan umum yang sering dialami oleh para guru
  2. Dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi guru lainnya yang mengalami masalah serupa.
  3. Dapat memotivasi saya dan guru lainnya untuk terus berinovasi mendesain pembelajaran yang menarik dan kreatif.
  4. Rumusan Masalah

Rendahnya tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

  1. Tujuan

Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran  Fisika.

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Tantangan

Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara terdapat beberapa kendala dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, diantaranya adalah:

  1. Guru terbiasa dengan pembelajaran monoton, dan masih kurang memahami penerapan model ,metode dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
  2. Guru masih kurang memahami beragam teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran.
  3. Keinginan belajar peserta didik masih rendah dan terbiasa pembelajaran satu arah.
  4. Rasa ingin tahu peserta didik masih sangat rendah dan terbiasa hanya menerima apa yang diberikan tanpa ada inisiatif untuk melakukan atau mencari tahu hal-hal lainnya yang berkaitan dengan materi yang diberikan.

Berdasarkan beberapa tantangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dan peserta didik. Dimana guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri, pedagogik dan profesional serta menerapkan pembelajaran yang berorientasi kepada kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar, merangsang rasa ingin tahunya dan tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran pun meningkat.

  1. Aksi

Untuk menghadapi tantangan yang dijabarkan diatas, diperlukan langkah-langkah oleh pendidik diantaranya:

  1. Menyusun strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
  2. Medesain modul ajar yang dapat membiasakan peserta didik terlibat aktif bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
  3. Menerapkan TPACK dalam pembelajaran dengan menggunakan beberapa applikasi yang mudah digunakan.
  4. Mengembangkan materi pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
  5. Mengembangkan media , bahan ajar, LKPD serta evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih dan berbasis tek Media berupa Crossword Puzzle (teka-teki silang) , bahan ajar menggunakan Canva ,LKPD online berbasis Canva, kuis dengan menggunakan Quiziz. Selain itu juga untuk menuju ke LKPD online dan bahan ajar cukup dengan menggunakan scan QR Code menggunakan HP masing-masing peserta didik
  6. Mengembangkan penilaian atau soal evaluasi menggunakan link goegleform.

Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah di atas adalah,  LCD proyektor, laptop, HP dan jaringan internet.

  1. Dampak

Setelah dilaksankan aksi pembelajaran sesuai dengan Langkah-langkah model pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan berupa Crossword Puzzle (teka-teki silang) berdampak positif dan efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari peserta didik yang nampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Aktif bertanya dan tertantang untuk mencoba hal-hal baru. Menimbulkan jiwa kompetisi dalam peserta didik. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya, serta mampu bekerja sama dengan baik dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Pada saat pertemuan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media pembelajaran berupa Crossword Puzzle (teka-teki silang) peserta didik diminta untuk berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKPD TTS tersebut. Setelah mereka menyelesaikan semua pertanyaan yang ada pada LKPD TTS tersebut perwakilan kelompok diminta untuk berlomba maju menuliskan jawaban pertanyaan TTS dipapan tulis. Perwakilan kelompok yang jawabnya tepat dan paling banyak menjawab pertanyaan TTS di papan tulis akan diberikan reward/hadiah.

Keaktifan dan Kerjasama peserta didik terlihat sangat antusias dalam menyelesaikan TTS tersebut. Dan setiap kelompok bersemangat untuk berlomba maju untuk mengisi TTS kepapan tulis untuk mendapatkan reward yang diberikan.

Demikian pula saat evaluasi dengan menggunakan Quiziz peserta didik terlihat lebih antusias dalam menyelesaikan semua pertanyaan dan saling bersaing untuk dengan peserta didik lainnya untuk menjadi yang terbaik.

Saat dilakukan refleksi peserta didik menyatakan pembelajaran sangat seru, mengasikkan dan menyenangkan, serta mereka menginginkan pembelajaran serupa dipertemua berikutnya.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil refleksi ini maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Base Learning (PBL) berbasis TPACK dengan media pembelajaran Crozzword Puzzle (TTS) ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Kegiatan Smada

Selamat datang diperpustakaan smada.

15/01/2023 21:23 - Oleh Administrator - Dilihat 20 kali